MAKALAH
STRUKTUR
ORGANISASI DALAM PENCAPAIAN SUKSES ORGANISASI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku
Organisasi
Dosen Pengampu : Miftakhul Izza,
S.E., M.Kes.
Disusun Oleh
Eni Romadhoni (1405026141)
|
|
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
TAHUN 2016/ 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Bagi sebuah
perusahaan adanya struktur organisasi sangat diperlukan. Terutama bagi mereka
yang percaya bahwa bagan organisasi diperlukan guna menjamin manajemen yang
efektif, akan menjadi bingung bila hal tersebut tidak ada. Individu tidak akan
memahami pekerjaan mereka, apa yang harus dilakukan, bagaimana pekerjaan mereka
akan bisa memenugi pekerjaan subunit lain. Dengan tidak adanya bagan organisasi
untuk mengklarifikasikan hubungan, maka hal yang tidak logik dan kekaburan akan
terjadi. Kenyataannya, setiap proses dari pembuatan bagan organisasi merupakan
tes yang baik bagi keberadaan bagian tersebut, karena setiap hubungan yang
tidak bisa dibuatkan bagannya tampkanya akan menjadi kurang kuat dan karenanya
membingungkan mereka yang bekerja di dalamnya.
Mereka yang
mendukung dengan kuat percaya bahwa manajemen akan memilih struktur organisasi
dengan spesifikasi tertulis atas persyaratan-persyaratan penting dari
masing-masing tingkat manajemen, departemen , komite dan pekerjaan atau
kelompok pekerjaan yang sama. Materi ini memberikan kepada kita individu dan
kelompok informasi guna membantu memahami bagaimana usaha mereka berkorelasi
dengan usaha pihak lain. Dibeberapa contoh, perusahaan kecil yang dapat
berjalan dengan baik di tahap awal perkembangan mereka, mulai gagal bila
pendirinya tidak bisa terus menerus memanajemeni denan gaya pribadi mereka.
Transisi dari keberhasilan perusahaan kecil menjadi perusahaan besar ang
berhasil, terganggu karena karyawan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
kepribadian dan keterampilan khusus mereka dibanding dengan pekerjaan yang
diperlukan utnuk kinerja organisasi. Bagan organisasi dan dokumen pendukung
diperlukan dari saat awal keberadaan perusahaan, tidak hanya bila telah menjadi
besar bagi satu orang untuk memanajemeni.
Struktur
organisasi dihasilkan dari keputusan manajerial mengenai empat atribut penting
dari seluruh organisasi: pembagian kerja, dasar departementasi, ukuran
departemen, dan pendelegasian wewenang. Keputusan yang dibuat manajer
dipengaruhi oleh faktor desain pekerjaan dan desain organisasi seperti
perbedaan individu, kompetensi tugas, teknologi , ketidakpastian lingkungan
strategi, dan karakteristik manajer tertentu. Atribut struktur menentukan
seberapa luas organisasi mencerminkan dimensi formal, kompleksitas dan
sentralisasi. Struktur organisasi berkontribusi pada efektivitas organisasi dan
hubungannya dalam menjustifikasi minat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian struktur
organisasi
2. Macam struktur
organisasi
3. Peran dan fungsi
struktur organisasi dalam mencapai sukses organisasi
C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui
pengertian struktur organisasi
2. Untuk mengetahui apa
saja yang terkandung dalam struktur organisasi tersebut
3. Untuk mengetahui bentuk
dan fungsi struktur organisasi tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Struktur
Organisasi
Struktur
organisasi dapat dirumuskan sebagai pengaturan dan antar hubungan bagian-bagian komponen dan posisi-posisi
suatu perusahaan. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa struktur suatu organisasi
menspesifikasi aktivitas-aktivitas kerja. Ditunjukkan pula olehnya bagaimana
berbagai fungsi atau aktivitas-aktivitas yang berbeda berkaitan satu sama lain.
Hingga tingkat tertentu, ia juga menunjukkan tingkat spesialisasi
aktivitas-aktivitas pekerjaan. Juga ditunjukkan olehnya, hierarki organisasi
yang bersangkutan struktur otoritas, dan hubungan antara atasan-bawahan.
Struktur organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas. Hal ini memungkinkan
organisasi yang bersangkutan menghadapi keluar masuknya individu-individu dan
mengoordinasi aktivitas-aktivitasnya dengan lingkungannya.[1]
Struktur
organisasi berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap di antara berbagai tugas
yang ada dalam organisasi. Proses untuk menciptakan struktur tersebut, dan
pengambilan keputusan tentang alternatif struktur disebut dengan nama desain
organisasi. Pembentukan struktur organisasi menghadapi dua hal pokok,
pertama, deferensiasi atau pembagian tugas di antara para anggota organisasi,
dan kedua, integrasi atau koordinasi atas apa yang telah dilakukan dalam
pembagian tugas tersebut. Oleh, karenanya, bidang struktur organisasi membahas
cara bagaimana organisasi membagi tugas diantara anggota organisasi dan
menghasilkan koordinasi di antara tugas-tugas tersebut.[2]
Struktur
organisasi akan mendefinisikan bagaimana tugas pekerjaan secara formal dibagikan, dikelompokkan, dan
dikoordinasi. Para manajer perlu membahas mengenai enam elemen utama ketika
mereka merancang struktur organisasi mereka seperti: Spesialisasi kerja,
departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi, dan
desentralisasi serta formalisasi.[3] Jadi,
struktur organisasi adalah struktur yang terdiri dari hubungan antar pekerjaan
dan kelompok pekerjaan yang relative tetap dan stabil dengan tujuan
mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai prestasi yang
efektif.[4]
Enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, diantaranya adalah:
a. Spesialisasi pekerjaan, menggambarkan sampai sejauh mana aktivitas dalam
organisasi dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan secara terpisah. Intisari dari
spesialisasi kerja adalah untuk membagi pekerjaan ke dalam sejumlah langkah,
masing-masing diselesaikan oleh individu yang berbeda. Secara esensi, para
individu melakukan spesialisasi dalam mengerjakan bagian dari sebuah aktivitas
dan bukannya keseluruhan.[5]
b.
Departementalisasi, dasar
yang dipakai untuk mengelompokan pekerjaan secara bersama-sama. Manajer harus
membuat keputusan yang penting berkaitan dengan basis yang tepat untuk
pembentukan departemen, dimana isu sentralnya adalah derajat kesamaan dari
tugas yang ada di dalam suatu departemen. Tugas dapat dikelompokkan dalam
beberapa kriteria, dan yang paling popular adalah berdasarkan fungsi, produk,
wilayah dan pelanggan.[6]
c.
Rantai komando, garis
kewenangan yang tanpa putus membentang dari organisasi puncak hingga pegawai terendah dan menjelaskan
siapa yang melaporkan kepada siapa. Kita tidak dapt membahas mengenai rantai
komando tanpa membahas otoritas dan kesatuan komando. Otoritas mengacu pada
hak-hak inheren di dalam posisi manajerial yang memberikan perintah dan
mengharapkan mereka untuk dipatuhi. Guna memfasilitasi koordinasi, maka
tiap-tiap posisi manajerial diberikan suatu tempat di dalam rantai komando, dan
masing-masing manajer diberikan tingkat otoritas agar memenuhi tanggung
jawabnya. Prinsip dari kesatuan komando membantu mengamankan konsep dari garis
kewenangan yang tak terputus. Seseorang hanya memiliki satu atasan yang
mendapat pertanggung jawaban dari dia secara langsung. Jika kesatuan komando
terpecah, maka seorang pekerja harus mampu mengatsi tuntutan atau prioritas
yang bertentangan dari beberapa atasan.
d.
Rentang kendali, sejumlah
bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
Rentang kendali sangat penting, karena menentukan jumlah level dan manajer yang
harus dimiliki oleh organisasi. Semuanya menjadi seimbang, semakin lebar atau
besarnya rentang, akan semakin efektif organisasi tersebut.
e.
Sentralisasi dan
desentralisasi, sentralisasi mengacu pada kondisi yang mana pengambilan
keputusan dipusatkan pada satu titik tunggal dalam organisasi. Dalam organisasi
yang tersentralisasi, para manajer level rendah hanya melaksanakan pengarahan
dari mereka. Sedangkan desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi ditekankan pada para manajer yang
terdekat kepada tindakan atau bahkan kepada kelompok kerja. Konsep dari
sentralisasi hanya meliputi otoritas formal, yaitu hak-hak yang melekat pasa
suatu posisi. Organisasi yang dicirikan dengan sentralisasi adalah yang pada
dasarnya berbeda secara struktural dari
desentralisasi.suatu organisasi yang terdesentralisasi dapat beretindak dengan
lebih cepat untuk memecahkan permasalahan banyak orang yang akan memberikan
masukan ke dalam keputusan, dan para pekerja yang dapat mempengaruhi
kelangsungan pekerjaan mereka. Riset terbaru mengindikasikan bahwa efek dari
sentralisasi dan desentralisasi dapat diprediksikan: organisasi yang
tersentralisasi lebih baik dalam menghindari kesalahan komisi (pilihan yang
buruk), sedangkan organisasi yang terdesentralisasi lebih baik dalam
menghindari kesalahan akibat kelalaian (kehilangan peluang).
f.
Formalisasi, mengacu
pada keadaan yang mana pekerjaan di dalam organisasi telah terstandardisasi.
Jika suatu pekerjaan sangat terformalisasi, maka yang berkuasa memiliki
sejumlah keleluasaan yang minimal atas apa yang akan dilakukan dan bagaimana
melakukannya.[7]
2. Macam-macam Struktur
Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi
dan perusahaan harus memilih mana yang terbaik sesuai
dengan kebutuhannya.[8]
a. Organisasi Lini
Organisasi Garis/ Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap
bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini
merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Ø Ciri-ciri organisasi lini atau garis
a) Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui
satu garis wewenang.
b) Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana.
c) Jumlah karyawan sedikit.
d) Sarana dan alatnya terbatas.
e) Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manajer.
f) Organisasi kecil
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
b) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar.
c) Proses decesion making berjalan cepat.
d) Disiplin dan loyalitas tinggi.
e) Rasa saling pengertian antar anggota tinggi.
Ø Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis.
b) Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat.
c) Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi.
d) Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi.
b. Organisasi Lini dan Staf[9]
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan
organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung
secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk
membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk
membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan
pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu
keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara
atasan dengan bawahan tidak secara langsung.
Ø Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a) Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
b) Karyawan banyak.
c) Organisasi besar
d) Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
spesialisasi: Personel lini dan Personel staf.
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Ada pembagian tugas yang jelas.
b) Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas.
c) Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin.
d) Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place.
e) Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan.
Ø Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Tugas pokok orang-orang sering dinomor duakan.
b) Proses decesion makin berliku-liku.
c) Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism
spoilsystem patronage.
d) Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya.
c. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk
organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang
memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas
dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.
Ø Ciri-ciri organisasi fungsional:
a) Organisasi kecil.
b) Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli.
c) Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.
d) Target yang hendak dicapai jelas dan pasti.
e) Pengawasan dilakukan secara ketat
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Program tearah, jelas dan cepat.
b) Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai.
c) Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat.
d) Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik.
e) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
f) Solidaritas antar anggota yang tinggi.
g) Moral serta disiplin keija yang tinggi.
h) Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik.
i) Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi.
j) Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas.
k) Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
Ø Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi.
b) Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit
sehingga inspeksi sulit dilaksanakan.
c) Insiatif perseorangan sangat dibatasi.
d) Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu
menspesialisasikan diri..
e) Menekankan pada rutinitas tugas – kurang memperhatikan aspek strategis
jangka panjang.
f) Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit.
g) Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi.
h) Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi
dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan.
Ø Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut :
a. Lingkungan stabil.
b. Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi.
c. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional.
d. Organisasi Lini dan Fungsional
Organisasi Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-masing
anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi
Komite lebih mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat
pimpinan “kolektif/ presidium/plural executive” dan komite ini bersifat
managerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal,komite-komite itu
dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Ø Ciri-ciri organisasi lini dan fungsional :
a) Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan.
b) Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.
c) Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.
d) Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas.
e) Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini hanya
dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan.
f) Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif
g) Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang
sama.
h) Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk
satgas
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Solodaritas tinggi
b) Disiplin tinggi
c) Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum
d) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
e) Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat
f) Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan
g) Usaha kerjasama bawahan mudah digalang
Ø Keburukan dari struktur organisasi ini adalah:
a) Kurang fleksibel dan tour of duty
b) Spesialisasi memberikan kejenuhan
c) Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan anggota organisasi
d) Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung
jawab melebihi yang lain
e) Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu
orang saja
f) Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan
didasarkan pada kolektivitas
g) Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,
dan beberapa seksi.
e. Organisasi Matrik
Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu
organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis
yang mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan
dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus
diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf
dan lini khususnya di bidang penelitian dan pengembangan. Organisasi matrik
akan menghasilkan wewenang ganda di mana wewenang horisontal diterima manajer
proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dcngan keahliannya dan
tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur
formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal
ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggotanya juga harus
melaporkan kepada dua atasan. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul,
biasanya manajer proyck diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam
memberikan perintah di mana manajer proyek tersebut akan langsung lapor kepada
manajer puncak.
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam memperhatikan masalah-masalah
yang khusus maupun persoalan teknis yang unik serta pelaksanaan kegiatan
organisasi matrik tidak mengganggu struktur organisasi yang ada.
Ø Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Manajer proyek tak bisa mengkoordinir berbagai bagian yang berbeda
hingga menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu dikarenakan
penyimpangan pclaksanaan perintah untuk masing-masing individu. Untuk mengatasi
kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer proyek biasanya diberi wewenang
khusus yang penting, misalnya: dalam menentukan gaji, mempromosikan atau
melakukan perlakuan personalia.
f. Organisasi Komite
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan
dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang
berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen.
Ø
Organisasi komite
terdiri dari :
a) Executive Committe (Pimpinan komite), yaitu para anggotanya mempunayi
wewenang lini.
b) Staff Committee, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.
Ø Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
a) Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah
dengan pemegang saham maupun dewan.
b) Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil.
c) Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karir terjamin.
d) Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
e) Proses decesion making sangat lamban.
f) Biaya operasional rutin sangat tinggi.
g) Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung
jawab.
4. Peran dan Fungsi Struktur Organisasi dalam Mencapai sukses Organisasi
a. Menciptakan kesuksesan Visi dan Misi untuk bisnis, dengan memiliki
Struktur Organisasi suatu organisasi dapat memprediksi kondisi dimasa mendatang
melalui fungsi-fungsi yang ada. Sehingga devisi dan posisi dalam
organisasi akan tergambar dengan jelas.
b. Memudahkan pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan Struktur
Organisasi kita mampu melihat pos-pos mana saja yang nantinya membutuhkan SDM,
Struktur Organisasi juga bisa menjadi alat pada saat kita melakukan perekrutan
atau penambahan karyawan nantinya. Sehingga dengan adanya struktur organisasi
proses Man Power Planning akan menghasilkan fungsi-fungsi organisasi
yang efektif. Keberadaan Struktur Organisasi mendorong untuk mendapatkan SDM
yang capable. Bagi karyawan Struktur Organisasi menjadi panduan yang
jelas dalam menjalani karir dan meningkatkan performansi kerja.
c. Fungsi delegasi, keberadaan struktur organisasi yang jelas akan
memudahkan dalam proses delegasi. Sehingga dapat diketahui dengan jelas siapa
saja yang boleh mendelegasikan suatu tanggungjawab. Selanjutnya juga akan
memudahkan dalam proses akuntabilitas atas tanggungjawab yang telah dijalankan. Sutarto.
B.
Fungsi atau Kegunaan
Struktur dalam Organisasi
a.
Kejelasan Tanggung
Jawab, setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus
dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada
pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan
itu yang harus dipertanggungjawabkan.
b.
Kejelasan Kedudukan,
kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah
dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan
penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
c.
Kejelasan Uraian
Tugas, kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak
pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan
dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang
jelas.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur
organisasi adalah struktur yang terdiri dari hubungan antar pekerjaan dan
kelompok pekerjaan yang relative tetap dan stabil dengan tujuan mempengaruhi
perilaku individu dan kelompok guna mencapai prestasi yang efektif. Untuk
merancang sebuah struktur organisasi yang baik dalam sebuah organisasi
diperlukan enam elemen utama, yaitu spesialisasi kerja, departementalisasi,
rantai komando, rentang kendali, sentralisasi, dan desentralisasi serta
formalisasi.
Beberapa jenis struktur organisasi yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya, dengan memilih salah satu jenis
struktur organisasi yang terbaik sesuai kebutuhan perusahaan yaitu ada organisasi lini,organisasi
lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi lini dan fungsional,
organisasi matrix dan organisasi komite. Peran struktur organisasi salah
satunya menciptakan kesuksesan Visi dan Misi untuk bisnis, dengan memiliki
Struktur Organisasi suatu organisasi dapat memprediksi kondisi dimasa mendatang
melalui fungsi-fungsi yang ada. Sehingga devisi dan posisi dalam organisasi
akan tergambar dengan jelas. Sedangkan
fungsinya kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukan, dan kejelasan uraian tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo, Sudita, I Nyoman, “Perilaku Keorganisasian”,
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2014.
Kusdi, “ Teori Organisasi dan
Administrasi”, Jakrta: Salemba Humanika, 2009.
P. Robbins, Stephen, A. Judge, Timothy, “Perilaku Organisasi”,
Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2015.
Siswanto, “ Pengantar Manajemen”,
Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Sutarto, “ Dasar-Dasar Organisasi”,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1978.
Winardi, “Teori Organisasi & Pengorganisasian”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
http://adbisku.blogspot.co.id/2013/08/contoh-makalah-struktur-organisasi_5126.html, diakses tanggal
04 Desember 2016.
[2] Indriyo Gitosudarmo, I
Nyoman Sudita, “Perilaku Keorganisasian”, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,
2014, hlm. 240
[3] Stephen P. Robbins,
Timothy A. Judge, “Perilaku Organisasi”, Jakarta Selatan: Salemba Empat,
2015, hlm. 331
[4] http://adbisku.blogspot.co.id/2013/08/contoh-makalah-struktur-organisasi_5126.html, diakses tanggal 04 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar