MAKALAH
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Insani
Dosen Pengampu : Zuhdan Ady Fatoron, ST, MM
Disusun Oleh :
Eni Romadhoni (1405026141)
Mahmud Ali Yafi (1405026144)
Arba’atun Nur Azizah (1405026147)

PROGAM STUDI S1
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
TAHUN 2015/ 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang dan atas
segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Semoga para
pengikutnya mendapatkan syafa’at dari beliau. Amin.
Dalam pengembangan maupun perencanaan karir pastinya akan membantu
para karyawan untuk menentukan pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Bimbingan
karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang
muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Dan semoga makalah ini dapat
membantu pembaca dalam memilih karir yang akan dijalankannya.
Terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, dan semoga seluruhnya senantiasa mendapat ridlo dan rahmat dari Allah
SWT. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang,
14 Mei 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Karir merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang.
Bahkan sebagian besar waktu, tenaga dan pemikiran banyak tercurah ke hal-hal
yang berkaitan dengan karir. Karir secara sangat terbatas sering dikaitkan
dengan pekerjaan dan jabatan yang ujung-ujungnya memberikan penghasilan.Padahal
karir tidak sesederhana itu. Karir lebih dari sekedar memperoleh pekerjaan dan
jabatan.Karir memiliki perspektif jangka panjang dan terkait dengan tujuan
hidup.Karir sangat berkaitan dengan perkembangan personal seseorang dan menjadi
bagian penting dalam kesuksesan hidup.Mengingat nilai strategisnya, karir perlu
direncanakan secara baik.
Salah satu kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan
yang matang. Perencanaan tidak hanya dibuat sekali, tetapi harus dilakukan
berulang. Seperti halnya pemeriksaan kesehatan, karier pun butuh dicek secara
berkala. Apalagi jika pekerjaan yang Anda jalani tidak sesuai ekspektasi dan
tidak sesuai dengan bakat dan minat. Oleh sebab itu setiap individu diharapkan
dapat memiliki perencanaan yang baik terhadap kenaikan karir mereka
masing-masing. Dan setelah perencanaan karir dilakukan secara matang maka
selanjutnya akan dilakukan pengembangan karir seseorang dalam suatu
organisasi/perusahaan untuk tujuan dari masing-masing individu serta dapat
memberi dampak positif terhadap perusahaan/organisasi.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian karir?
b. Bagaimana perencanaan karir?
c. Bagaimana pengembangan karir?
d. Apa peran organisasi dalam perencanaan dan pengembangan
karir?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karir
Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang
digaji maupun yang tidak digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang
disandang sepanjang hidup. Biasanya, istilah karier berkaitan dengan pekerjaan
yang menghasilkan uang dan merupakan suatu pekerjaan tunggal. Namun saat ini,
dalam dunia kerja, istilah karier dipandang sebagai suatu proses belajar dan
pengembangan diri yang berkesinambungan. Kegiatan yang dapat disebut sebagai
karier dan penunjangnya antara lain : kerja praktek, keterlibatan dalam masyarakat, kegiatan
wirausaha, kegiatan budaya, pelatihan, pendidikan, minat, olah raga, dan
pekerjaan sosial.[1]
Sedangkan menurut Gibson
(1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan
rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir
seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan.
Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi
memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan
batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang
individu.
Sedangkan menurut
Soetjipto (2002 : 276) karir merupakan
bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan
suatu tujuan hidup. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk sukses
mencapai karir yang baik. Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang
menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk
pengembangan, merencanakan tujuan karir, secara kontinyu mengevaluasi, merevisi
dan meningkatkan rancangannya.[2]
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa karir adalah merupakan suatu
rangkaian perubahan nilai, sikap dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada
setiap individu selama rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas
keahlian, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan
karir, dan secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan
rancangannya. Karir juga merupakan suatu proses kemitraan interaksi dalam
tahapan dan kerja sama antara organisasi/perusahaan atau manajemen, atasan
langsung dan individu itu sendiri.[3]
a.
Manfaat Sistem Karir
Dalam manajemen SDM,
perencanaan karier adalah termasuk sebagai bagian program pembinaan tenaga
kerja. Tujuan kegiatan pembinaan ini adalah untuk memelihara karyawan dengan
cara mengembangkannya, sesuai dengan kompetensi, bakat, dan kemampuannya agar
bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan.
Fungsi pembinaan ini
biasanya merupakan tanggung jawab langsung dari para pimpinan perusahaan. Dan apabila
diterapkan dengan baik, akan dapat membangkitkan gairah kerja dan memberikan
kepuasan kerja di kalangan karyawan, yang pada akhirnya juga akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Sebagai pembina, seorang manajer harus
bertanggungjawab untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bawahannya
sehingga bawahan menjadi lebih cakap dan terampil, lebih tinggi kualifikasinya
dan diharapkan suatu saat kelak dapat menggantikan posisi manajer serta
membantu pengembangan perusahaan.[4]
Bagi karyawan maupun
perusahaan, sistem karier dapat memberikan manfaat bagi keduanya. Manfaat
tersebut diantaranya :
a)
Bagi Karyawan :
Ø
Mengembangkan potensi kemampuan dan keterampilannya
Ø
Mengetahui jalur pengembangan karier karyawan dalam organisasi.
Ø
Mendapat pelatihan yang sesuai dengan arah pengembangan kariernya.
b) Bagi Perusahaan :
Ø
Mengendalikan tingkat keluar masuk pegawai (turn over rate).
Ø
Membantu terlaksananya program kaderisasi.
Ø
Mengetahui dan mengantisipasi keinginan dan bakat tenaga kerja.
Ø
Mengetahui sejak awal tenaga kerja yang kurang/tidak terampil, juga tenaga
kerja yang tidak produktif sehingga dapat diambil tindakan segera.[5]
b.
Proses Karir
Karier adalah proses. Ada
cara dan jalur untuk mengembangkannya. Perusahaan-perusahaan berkualitas selalu
berupaya menciptakan jenjang karier yang sesuai dengan kapasitas, kualitas dan
dedikasi karyawan demi kontribusi dan prestasi kerja yang prima.
Proses karier adalah suatu
proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar lebih
meningkatkan karier. Karier adalah bagian yang penting dan akan berubah secara
terus menerus terjadi dalam perjalanan dan kehidupan karyawan yang bekerja. Proses
karier, suatu kerangka yang dibangun dalam upaya membantu karyawan, seperti:
a.
Menggambarkan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier serta kebutuhan
untuk pengembangan.
b.
Merencanakan untuk mencapai tujuan karier.
c.
Secara continue mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangan.
Dengan demikian membuka
hubungan komunikasi antara karyawan dengan manajemen atau perusahaan merupakan
tujuan utama proses karier. Tentunya untuk mencapai proses karier yang baik
kita perlu memperhatikan prinsip - prinsip :
Ø Karyawan bertangungjawab
terhadap kariernya sendiri.
Ø Keahlian karyawan
didasarkan pada usaha perjuangannya sendiri.
Ø Perencanaan karier dibuat
secara sadar dan sukarela.
Ø Sukses dijabarkan dengan
baik oleh diri karyawan sendiri.
Intinya proses karier
adalah suatu proses kemitraan interaksi dalam tahapan dan kerja sama antara
mitra-mitra perusahaan, yaitu : perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan
karyawan sendiri. Masing-masing mitra mengharapkan hasil atau perolehan yang
jelas manfaatnya bagi karyawan dapat meningkatkan pertumbuhan karier. Semua
perusahaan merupakan perangkat dan sumber yang berpartisipasi aktif dalam
proses karier dan pengembangannya.[6]
Perangkat karier dapat
disiapkan dan direncanakan melalui suatu wadah lembaga pelatihan. Sukses karier
sangat dipengaruhi oleh dua aspek, pertama kemampuan dan kemauan untuk melihat
jauh ke depan. Hal itu bisa berupa tujuan yang kualitatif maupun kuantitatif,
bisa berupa hal material maupun nonmaterial. Kedua, adalah keuletan dari
individu tersebut dan juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
perbuatan-perbuatan baik pada orang lain sehingga selalu memperoleh kesempatan
yang baik.[7]
B. Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah proses dengan
penuh pertimbangan atas minat, pengetahuan, dan ketrampilan yang dimiliki
karyawan, berkaitan dengan informasi tentang kesempatan dan pilihan dan
mengindentifikasikan tujuan karir yang akan diraih dimasa yang akan datang. Perencanaan
karir tidak difokuskan pada peluang-peluang untuk maju saja, tentu perlu
dipikirkan faktor-faktor lain mungkin sebagai penghambat karir dalam pencapaian
tujuan karir. Jalur karir adalah konsekuensi dari pekerjaan tertentu yang
dikaitkan dengan peluang tersebut. Kedua proses tersebut saling kait mengait.
Perencanaan suatu karir mencakup identifikasi alat – alat untuk mencapai cita-cita
akhir, sedangkan jalur karir (dalam konteks perencanaan karir) merupakan alat
untuk mencapai sasaran tersebut.[8]
Ada berbagai faktor yang menyebabkan organisasi mengadakan
perencanaan karir:
Ø Keinginan untuk mengembangkan dan
mempromosikan pegawai dari dalam.
Ø Kekurangan orang yang cakap yang dapat dipromosikan.
Ø Keinginan untuk membantu perencanaan karir perseorangan.
Ø Pernyataan minat pegawai yang besar.
Ø Keinginan untuk meningkatkan produktivitas.
Ø Tanggung jawab program tindakan yang
menguatkan.
Ø Perhatian terhadap pemindahan tenaga
kerja.
Ø Minat pribadi dari manajer-manajer
unit.
Ø Keinginan akan gambaran tentang
pengadaan tenaga kerja yang positif.
a)
Elemen Utama Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen
utama yaitu :
1.
Perencanaan Karir Individual
Perencanaaan
karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostik, dan prosedur untuk membantu
individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya.
Ø Perencanaan karir individual
meliputi :
v Penilaian diri untuk menentukan
kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun jangka
karirnya.
v Penilaian pasar tenaga kerja untuk
menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar
organisasi.
b)
Perencanaan Karir Organisasional
Perencanaan karir organisasional
mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih
menitik beratkan pada jenjang atau jalur karir.
Ø Tujuan program perencanaan karir
organisasional adalah :
v Pengembangan yang lebih efektif
tenaga berbakat yang tersedia.
v Kesempatan penilaian diri bagi karyawan
untuk memikirkan jalur-jalur
karir tradisional atau jalur karir.
v Pengembangan sumber daya manusia
yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan atau lokasi geografis.
c) Unsur-unsur Program Perencanaan Karir
Ada empat unsur program perencanaan karir yang jelas.
unsur-unsur yang dimaksud adalah :
v Penilaian individu tentang
kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan.
v Penilaian organisasi tentang kemampuan
dan kesanggupan pegawai.
v Komunikasi informasi mengenai
kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi.
v Penyuluhan karir untuk menentukan
tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.
d)
Manfaat Perencanaan Karir
Dengan adanya perencanaan karir, maka perusahaan mendapatkan
manfaat sebagai berikut
:
v Menurunkan tingkat perputaran
karyawan ( turnover), dimana perhatian terhadap karir individual dalam
perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada
perusahaan di mana mereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan
tingkat perputaran karyawan.
v Mendorong pertumbuhan, dimana
perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk
tumbuh dan berkembang, dengan demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
v Memenuhi kebutuhan-kebutuhna organisasi akan sumber
daya manusia di masa yang akan datang.
v Memberikan informasi kepada
organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial karir di dalam
suatu organisasi.[11]
C.
Pengembangan
Karir
Pengembangan
karir adalah serangkaian aktivitas yang mengarah pada penjajagan, dan
pemantapan karir seseorang untuk mempermudah pencapaian tujuan karir dimasa
yang akan datang[12]. Pengembangan karir pegawai dapat
dilakukan melalui dua cara diklat dan cara nondiklat. Pengembangan karir
melalui dua jalur ini sedikit-banyak telah di bahas di bab Pelatihan dan
Pengembangan. Pada bagian ini, cukuplah kita sebutkan beberapa contoh bentuk
pengembangan karir melalui dua cara ini :
a. Contoh-contoh pengembangan karir
melalui cara diklat adalah :
Ø Menyekolahkan pegawai (di dalam atau
di luar negeri).
Ø Memberi pelatihan (di dalam atau di
luar organisasi).
Ø Memberi pelatihan sambil bekerja (on-the-job
training)
b. Contoh-contoh pengembangan karir melalui cara nondiklat
adalah :
Ø Memberi penghargaan kepada pegawai.
Ø Menghukum pegawai.
Ø Mempromosikan pegawai ke jabatan
yang lebih tinggi.
Ø Merotasi pegawai ke jabatan lain
yang setara dengan jabatan semula.
a) Faktor Yang Mempengaruhi
Pengembangan Karir
Kesuksesan
proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi organisasi secara
keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang sering kali amat
berpengaruh terhadap manajemen karir adalah :
Ø Hubungan Pegawai dan Organisasi
Dalam
situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi dapat
mencapai produktifitas kerja yang tinggi. Namun, kadangkala
keadaan ideal ini gagal dicapai. Ada saatnya pegawai sudah bekerja baik, tetapi
organisasi tidak mengimbangi prestasi pegawai tersebut dengan penghargaan
sewajarnya. Maka,
ketidakharmonisan hubungan antara pegawai dan organisasi ini cepat atau lambat
akan mempengaruhi proses manajemen karir pegawai. Misalnya saja, proses
perencanaan karir pegawai akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak
berpartisipasi dalam perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun
akan terhambat sebab organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai.
Ø Personalia Pegawai
Kadangkala,
menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai yang mempunyai
personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius,
curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis, misalnya, akan
sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri ternyata tidak perduli dengan
karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung terlalu ambisius
dan curang. Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya untuk mencapai
tujuan karir yang terdapat dalam manajemen karir. Keadaan ini menjadi lebih runyam
dan tidak dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa kuat karena alasan
tertentu (punya koneksi dengan bos, mempunyai backing dari orang-orang
tertentu, dan sebagainya).[13]
Ø Politicking
Dalam Organisasi
Manajemen
karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain seperti
intrik-intrik, hubungan antar teman, nepotisme, feodalisme, dan sebagainya,
lebih dominan mempengaruhi karir seseorang dari pada prestasi kerjanya. Dengan
kata lain, bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah demikian parah, maka
manajemen karir hampir dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan
karir akan menjadi sekedar basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh
orang-orang yang pintar dalam politicking tetapi rendah mutu
profesionalitasnya.
Ø Sistem Penghargaan
Sistem
manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal, termasuk
manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan
yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya
secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai
malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang membuat sistem penghargaan yang
baik (misalnya dengan menggunakan sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap
prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat diberi “kredit poin” dalam jumlah
tertentu.
Ø Jumlah Pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak
pegawai maka semakin ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan
semakin kecil kesempatan (kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan
karir tertentu. Jumlah
pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi manajemen karir
yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan
mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka manajemen karir menjadi rumit
dan tidak mudah dikelola.
Ø Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan
jumlah jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis
pekerjaan, dan jumlah personel pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai
jabatan dan pekerjaan tersebut. biasanya, semakin besar organisasi, semakin
kompleks urusan manajemen karir pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga
lebih banyak.
Ø Tipe Manajemen
Secara
teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia ini. Tetapi dalam
impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari
manajemen di organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku, otoriter,
tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung
fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis.
Jika
manajemen cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal
pembinaan karirnya sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya, jika manajemen
cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai
dalam pembinaan karir mereka juga cenderung besar. Dengan kata lain, karir
seorang pegawai tidak hanya tergantung pada faktor-faktor internal di dalam
dirinya (seperti motivasi untuk bekerja keras dan kemauan untuk ingin maju),
tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal seperti manajemen.
Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja keras, cerdas, jujur, terpaksa tidak
berhasil meniti karir dengan baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam
sistem manajemen yang buruk.[14]
b) Manfaat pengembangan karir
Pada dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi
organisasi maupun karyawan.
1) Bagi organisasi, pengembangan karir
dapat :
v Menjamin ketersediaan bakat yang
diperlukan.
v Meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
v Agar kelompok – kelompok minoritas
dan wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir.
v Mengurangi frustasi karyawan.
2) Bagi karyawan, pengembangan karir
identik dengan keberhasilan, sehingga pengembangan karir dapat :
v Menambah tantangan dalam bekerja.
v Meningkatkan otonomi.
D.
Peran Organisasi Dalam Perencanaan dan
Pengembangan
Karir
Keterlibatan organisasi dalam perencanaan karir menjadi
sebuah keharusan karena perencanaan karir merupakan usaha pengembangan sumber
daya manusia. Keterlibatan dapat dilakukan dalam bentuk khusus, yaitu:
a. Melakukan pendidikan karir
Pendidikan karir adalah upaya untuk merangsang, memotivasi,
dan menyadarkan pegawai akan karir yang dapat dicapai dalam organisasi dan
membantu mereka untuk merencanakannya. Pendidikan karir ini dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk seperti lokakarya, seminar atau jenis pertemuan lainnya.
b. Informasi karir
Informasi karir adalah informasi yang dibutuhkan seperti
uraian jabatan (job description), persyaratan jabatan (job
specification), dan standar unjuk kerja (performance standard),
sehingga tenaga kependidikan dapat merumuskan rencana karir yang masuk akal
bagi mereka melalui jalur karir yang ada di organisasi atau lembaga pendidikan
yang paling tepat untuk ditempuh, jenis-jenis pekerjaan yang memiliki dasar
keahlian yang sama, dan langkah-langkah untuk dapat menaikinya atau
mendudukinya.
c. Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah upaya untuk menentukan
jalur karir yang paling tepat bagi seseorang, yang dilakukan melalui penyadaran
akan minat dan kemampuan untuk memilih jalur karir yang paling tepat, yang
dapat dilakukan melalui tes-tes bakat yang dikaitkan dengan kemungkinan jalur
karir yang paling efektif. Selain itu, strategi perencanaan karir memungkinkan
keterlibatan organisasi mengembangkan dan menempatkan pegawai dalam
jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat, kebutuhan, dan tujuan karirnya.
Program pengembangan karir juga memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengamati minat, kebutuhan dan pilihan karir
dalam organisasi. Dengan proses
perencanaan karir pegawai-pegawai dibantu untuk menentukan tujuan-tujuan realistik dan untuk mengembangkan kecakapan dan
kemampuan yang diperlukan untuk
sasaran jabatan.[16]
Dalam proses pengembangan karier terdapat tujuh hal penting
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.
Prestasi kerja yang memuaskan
Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah prestasi
kerjanya melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya . Tanpa prestasi kerja
yang memuaskan, sukar bagi seorang pegawai untuk diusulkan oleh atasannya untuk
dipertimbangkan sebagai seseorang yang layak mendapat promosi jabatan.
2.
Pengenalan oleh pihak lain
Pengenalan yang dimaksud dalam poin ini adalah bahwa
berbagai pihak yang berwenang memutuskan layak tidaknya seseorang untuk
dipromosikan, seperti atasan langsung dan pimpinan personalia mengetahui
kemampuan dan prestasi kerja pegawai yang ingin merealisasikan rencana
kerjanya.
3.
Kesetian pada organisasi
Kesetiaan terhadap organisasi dapat dibuktikan dengan
berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang lama. Harus
diakui bahwa mengenai kesetiaan organisasional ini dapat menempatkan seseorang
pada situasi yang dilematik. Di satu pihak, ia harus membuktikan kesetiannya
kepada organisasi agar tersedia kesempatan baginya untuk meniti karier secara
mantap. Akan tetapi di pihak lain , sukar bagi seseorang untuk menolak tawaran
dari organisasi lain apabila pekerjaan tersebut membuka kesempatan yang lebih
luas baginya untuk berkarya secara lebih produktif.
4.
Pemanfaatan sponsor
Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan karier seseorang
sering berlangsung dengan lebih mulus apabila ada orang lain dalam organisasi
yang dengan berbagai cara dan jalur bersedia memberikan nasihat kepadanya dalam
usaha meniti karier .
5.
Dukungan para bawahan
Bagi mereka yang sudah menduduki posisi manajerial tertentu
dan mempunyai rencana karier yang ingin diwujudkan. Dukungan para bawahan
tersebut dapat beraneka ragam bentuknya, akan tetapi semuanya berkisar pada
usaha menyukseskan tugas manajer yang bersangkutan.
6.
Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh
Tanggung jawab dalam pengembangan karier sebenarnya terletak
di tangan masing-masing pegawai. Artinya, pertumbuhan karier tersebut
bergantung pada kemauan seseorang dalam memanfaatkan berbagai kesempatan,
misalnya keikutsertaan dalam program pelatihan, pendidikan di luar jam kerja
dan lain sebagainya.
7.
Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri
Dalam banyak hal, berhenti atas kemauan dan permintaan
sendiri mungkin pula merupakan salah satu cara terbaik untuk mewujudkan rencana
karier seseorang. [17]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang digaji maupun
yang tidak digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang disandang
sepanjang hidup. Biasanya, istilah karier berkaitan dengan pekerjaan yang
menghasilkan uang dan merupakan suatu pekerjaan tunggal. Proses karier adalah
suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar
lebih meningkatkan karier. Karier adalah bagian yang penting dan akan berubah
secara terus menerus terjadi dalam perjalanan dan kehidupan karyawan yang
bekerja.
Dalam manajemen SDM,
perencanaan karier adalah termasuk sebagai bagian program pembinaan tenaga
kerja. Tujuan kegiatan pembinaan ini adalah untuk memelihara karyawan dengan
cara mengembangkannya, sesuai dengan kompetensi, bakat, dan kemampuannya agar
bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan.
Perencanaan
karir adalah proses dengan penuh pertimbangan atas minat, pengetahuan, dan
ketrampilan yang dimiliki karyawan, berkaitan dengan informasi tentang
kesempatan dan pilihan dan mengindentifikasikan tujuan karir yang akan diraih
dimasa yang akan datang. Elemen utama perencanaan ada 2 perencanaan karir individual dan organisasional. Pengembangan karir adalah serangkaian aktivitas
yang mengarah pada penjajagan, dan pemantapan karir seseorang untuk mempermudah
pencapaian tujuan karir dimasa yang akan datang. Peran organisasi dalam perencanaan dan pengembangan karir yaitu melakukan
pendidikan karir, memberikan informasi karir, bimbingan karir.
B.
Kritik dan
Saran
Demikianlah makalah yang bisa kami susun. Kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan guna
memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua, dan jika ada kesalahan kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Bangan, Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Erlangga, 2012.
Tulus, Moh. Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Rowley, Chris, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012.
http://cendikiapendidikan.blogspot.co.id /2015/10/ makalah- perencanaan- dan- pengelolaan. html diakses pada
tanggal 14 Mei 2016 pukul 10.45.
http://gioakram13.blogspot.com /2013/05/
perencanaan - dan - pengembangan - karier diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.05.
[1] Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1996) hal. 113.
[2] http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/perencanaan-dan-pengembangan-karier diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.05.
[5] http://gioakram13.blogspot.com /2013/05/ perencanaan - dan - pengembangan -
karier diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.05.
[6] http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/perencanaan-dan-pengembangan-karier diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.05.
[9]
Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 116.
[11]
http://gioakram13.blogspot.com /2013/05/ perencanaan - dan - pengembangan -
karier diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.05.
[16] http://cendikiapendidikan.blogspot.co.id /2015/10/ makalah- perencanaan- dan- pengelolaan.html diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 10.45.
Welcome to the Star Casino - Johannesburg - JTM Hub
BalasHapusWelcome to 통영 출장샵 the 창원 출장마사지 Star Casino - Johannesburg, Johannesburg. JSTOR. We have many 제주 출장샵 games 안산 출장마사지 and games from the best game providers in the business. 파주 출장마사지